PENDAHULUAN
Phyllum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Characiformes
Famili : Charasidae
Genus : Colossoma
Species : Colossoma macropomum
Nama Asing : Tambaqui
Nama Lokal : Bawal, bawal air tawar
Bawal air tawar termasuk ke dalam kelompok ikan pemakan segala (omnivora). Adapula yang menyebutkan bahwa ikan ini menjadi karnivora (pemakan daging). Ketika masih kecil menyukai makanan sejenis plankton (fitoplankton dan zooplankton) serta tumbuhan air atau dedaunan (herbivora). Setelah dewasa juga memakan hewan kecil, udang kecil dan serangga air. Bila dibudidayakan di kolam dapat diberi pakan alami dan tambahan berupa pelet.
CARA BUDIDAYA
Pembenihan
Pembenihan bawal air tawar biasanya dilakukan pada musim hujan dengan rangsangan hormon hypofisa atau ovaprim. Induk bawal air tawar mulai matang gonad setelah berumur 2-4 tahun dengan berat tubuh 3-4 kg per ekor. Induk yang akan dipijahkan adalah induk-induk pilihan dengan kondisi yang sehat, cukup umur, dan telah matang gonad. Tandanbya dapat diketahui dari bentukperutnya yang buncit dan terasa lunak jika diraba. Untuk induk jantan dengan jalan memijat perut ke arah anus. Jika sperma keluar saat pemijatan berarti sudah bisa dipijahkan untuk membuahi induk betina.
Sebelum dipijahkan, induk jantan dan betina diberok (dipelihara terpisah) selama 2 hari. Setelah itu penyuntikan induk jantan dan betina dilakukan menggunakan hypofisa atau hormon komersial seperti ovaprim dengan dosis 0,75 ml/kg berat induk. Penyuntikan dilakukan dua kali. Masing-masing setengah dosis. Selanjutnya induk jantan dan betina dimasukan ke dalam bak pemijahan untuk memijah secara alami, atau bisa juga pemijahan buatan dengan melakukan stripping (pengurutan telur dan sperma). Pengurutan dilakukan di bagian perut ke arah anus untuk mengeluarkan telur atau sperma. Induk yang diurut terlebih dahulu adalah induk betina. Telur yang terkumpul ditampung ke dalam cawan. Setelah itu, induk jantan juga diurut perutnya sampai keluar spermanya. Telur dan sperma tersebut dicampur dan diaduk menggunakan bulu ayam hingga tercampur rata.
Telur yang sudah terbuahi dicuci dengan air bersih dan selanjutnya ditetaskan di dalam corong penetasan atau di dalam bak (akuarium) yang sudah dipersiapkan. Padat tebar telur yang akan ditetaskan dalam corong penetasan 200-250 butir telur/liter air. Dalam waktu 36-48 jam, telur akan menetas. Larva hasil penetasan dipindahkan ke dalam akuarium, bak beton, atau kolam pemeliharaan larva. Larva dipelihara sampai berusia tiga minggu hingga mencapai ukuran panjang tubuh 0,5-1 cm. Padat tebar larva adalah 100-150 ekor/liter air media pemeliharaan.
Pendederan
Pendederan dilakukan untuk benih berukuran 1 cm yang dipelihara selama 1 bulan untuk mendapatkan hasil panenan berukuran 3-5 cm. Kolam pendederan awal umumnya berukuran 200 atau 400 m2. Langkah awal persiapan kolam dilakukan dengan mengeringkan kolam sehingga tanah dasarnya benar-benar kering, tujuannya adalah :
Ikan bawal air tawar yang nama latinnya Colossoma macropomum bukanlah ikan asli Indonesia, tetapi didatangkan dari Brazil, Amerika Selatan. Adapun klasifikasi ikan bawal sebagai berikut :
Phyllum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Characiformes
Famili : Charasidae
Genus : Colossoma
Species : Colossoma macropomum
Nama Asing : Tambaqui
Nama Lokal : Bawal, bawal air tawar
Bawal air tawar termasuk ke dalam kelompok ikan pemakan segala (omnivora). Adapula yang menyebutkan bahwa ikan ini menjadi karnivora (pemakan daging). Ketika masih kecil menyukai makanan sejenis plankton (fitoplankton dan zooplankton) serta tumbuhan air atau dedaunan (herbivora). Setelah dewasa juga memakan hewan kecil, udang kecil dan serangga air. Bila dibudidayakan di kolam dapat diberi pakan alami dan tambahan berupa pelet.
CARA BUDIDAYA
Pembenihan
Pembenihan bawal air tawar biasanya dilakukan pada musim hujan dengan rangsangan hormon hypofisa atau ovaprim. Induk bawal air tawar mulai matang gonad setelah berumur 2-4 tahun dengan berat tubuh 3-4 kg per ekor. Induk yang akan dipijahkan adalah induk-induk pilihan dengan kondisi yang sehat, cukup umur, dan telah matang gonad. Tandanbya dapat diketahui dari bentukperutnya yang buncit dan terasa lunak jika diraba. Untuk induk jantan dengan jalan memijat perut ke arah anus. Jika sperma keluar saat pemijatan berarti sudah bisa dipijahkan untuk membuahi induk betina.
Sebelum dipijahkan, induk jantan dan betina diberok (dipelihara terpisah) selama 2 hari. Setelah itu penyuntikan induk jantan dan betina dilakukan menggunakan hypofisa atau hormon komersial seperti ovaprim dengan dosis 0,75 ml/kg berat induk. Penyuntikan dilakukan dua kali. Masing-masing setengah dosis. Selanjutnya induk jantan dan betina dimasukan ke dalam bak pemijahan untuk memijah secara alami, atau bisa juga pemijahan buatan dengan melakukan stripping (pengurutan telur dan sperma). Pengurutan dilakukan di bagian perut ke arah anus untuk mengeluarkan telur atau sperma. Induk yang diurut terlebih dahulu adalah induk betina. Telur yang terkumpul ditampung ke dalam cawan. Setelah itu, induk jantan juga diurut perutnya sampai keluar spermanya. Telur dan sperma tersebut dicampur dan diaduk menggunakan bulu ayam hingga tercampur rata.
Telur yang sudah terbuahi dicuci dengan air bersih dan selanjutnya ditetaskan di dalam corong penetasan atau di dalam bak (akuarium) yang sudah dipersiapkan. Padat tebar telur yang akan ditetaskan dalam corong penetasan 200-250 butir telur/liter air. Dalam waktu 36-48 jam, telur akan menetas. Larva hasil penetasan dipindahkan ke dalam akuarium, bak beton, atau kolam pemeliharaan larva. Larva dipelihara sampai berusia tiga minggu hingga mencapai ukuran panjang tubuh 0,5-1 cm. Padat tebar larva adalah 100-150 ekor/liter air media pemeliharaan.
Pendederan
Pendederan dilakukan untuk benih berukuran 1 cm yang dipelihara selama 1 bulan untuk mendapatkan hasil panenan berukuran 3-5 cm. Kolam pendederan awal umumnya berukuran 200 atau 400 m2. Langkah awal persiapan kolam dilakukan dengan mengeringkan kolam sehingga tanah dasarnya benar-benar kering, tujuannya adalah :
- Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
- Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.
- memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) di pelataran kolam, sehingga dalam oksigen (O2) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.
Setelah dasar kolam kering, dasar kolam diberi kapur tohor atau dolomit dengan dosis 25 kg/100 m2. Pengapuran ini bertujuan meningkatkan pH tanah dan juga untuk membunuh hama maupun patogen yang masih hidup. Setelah itu kolam diisi air sampai mencapai ketinggian 50 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton.
Kemudian masukan benih ke dalam plastik tertutup rapat, lalu tenggelamkan plastik di dalam kolam biarkan sampai plastik mengembun, pertanda suhu air di dalam plastik dan suhu air kolam sudah sama. Setelah itu plastik dibuka dan dimasukkan air kolam secara perlahan-lahan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kematian yang tinggi akibat stres saat penebaran benih yang akan ditebar di kolam. Selama pendederan, benih diberi pakan buatan berupa pelet. Dosisnya 3-5% berat badan (jumlah total berat ikan yang dipelihara).
Pembesaran
Selain di kolam budidaya, pembesaran bawal air tawar juga banyak dilakukan di karamba jaring apung (KJA) yang ditempatkan di waduk atau danau. Teknik pemeliharaan bisa dilakukan secara monokultur atau polikultur (pemeliharaan campuran) dengan ikan nila. Kolam untuk pembesaran berukuran sekitar 500 m2. Kolam bisa berupa kolam tanah atau kolam tanah dengan dipupuk dengan pematang tembok atau beton. Baiknya kolam pembesaran dipupuk terlebih dahulu menggunakan pupuk kandang dengan dosis 25-50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Setelah dipupuk kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari. Setelah itu, air kolam ditambah sedikit demi sedikit hingga mencapai ketinggian 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm, tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7-10 hari setelah pemupukan).
Proses pembesaran di dalam KJA pada prinsipnya sama dengan pemeliharaan ikan jenis lainnya. Satu hal yang harus diperhatikan adalah ukuran mata jaring yang digunakan harus lebih kecil dibandingkan dengan ukuran tubuh bawal air tawar. Tujuannya agar ikan bawal air tawar tidak mudah lolos.
Selama pemeliharaan benih diberi pakan buatan berupa pelet sebanyak 3-5% berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pakan diberikan dengan cara ditebar langsung pada pagi, siang dan sore. Setelah tiga bulan dipelihara berat tubuh bawal air tawar bisa mencapai satu kilogram (berat saat tebar 100 gram). Secara total masa pemeliharaannya di kolam budidaya dilakukan selama 6-8 bulan, sedangkan masa pemeliharaan di KJA dilakukan selama 7 bulan hingga mencapai ukuran konsumsi.
Sumber : Khairuman, SP dan Khairul Amri, SPi, M.Si.
Kemudian masukan benih ke dalam plastik tertutup rapat, lalu tenggelamkan plastik di dalam kolam biarkan sampai plastik mengembun, pertanda suhu air di dalam plastik dan suhu air kolam sudah sama. Setelah itu plastik dibuka dan dimasukkan air kolam secara perlahan-lahan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kematian yang tinggi akibat stres saat penebaran benih yang akan ditebar di kolam. Selama pendederan, benih diberi pakan buatan berupa pelet. Dosisnya 3-5% berat badan (jumlah total berat ikan yang dipelihara).
Pembesaran
Selain di kolam budidaya, pembesaran bawal air tawar juga banyak dilakukan di karamba jaring apung (KJA) yang ditempatkan di waduk atau danau. Teknik pemeliharaan bisa dilakukan secara monokultur atau polikultur (pemeliharaan campuran) dengan ikan nila. Kolam untuk pembesaran berukuran sekitar 500 m2. Kolam bisa berupa kolam tanah atau kolam tanah dengan dipupuk dengan pematang tembok atau beton. Baiknya kolam pembesaran dipupuk terlebih dahulu menggunakan pupuk kandang dengan dosis 25-50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Setelah dipupuk kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari. Setelah itu, air kolam ditambah sedikit demi sedikit hingga mencapai ketinggian 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm, tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7-10 hari setelah pemupukan).
Proses pembesaran di dalam KJA pada prinsipnya sama dengan pemeliharaan ikan jenis lainnya. Satu hal yang harus diperhatikan adalah ukuran mata jaring yang digunakan harus lebih kecil dibandingkan dengan ukuran tubuh bawal air tawar. Tujuannya agar ikan bawal air tawar tidak mudah lolos.
Selama pemeliharaan benih diberi pakan buatan berupa pelet sebanyak 3-5% berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pakan diberikan dengan cara ditebar langsung pada pagi, siang dan sore. Setelah tiga bulan dipelihara berat tubuh bawal air tawar bisa mencapai satu kilogram (berat saat tebar 100 gram). Secara total masa pemeliharaannya di kolam budidaya dilakukan selama 6-8 bulan, sedangkan masa pemeliharaan di KJA dilakukan selama 7 bulan hingga mencapai ukuran konsumsi.
Sumber : Khairuman, SP dan Khairul Amri, SPi, M.Si.
0 komentar:
Posting Komentar