PENDAHULUAN
Koan (Grasscarp) dikenal sebagai ikan herbivora pemakan rumput dan tanaman air yang rakus sehingga dijuluki juga sebagai “kambing air”. Klasifikasi koan sebagai berikut :
Phyllum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Ctenophanyngodon
Species : Ctenopharyngodon idellus C.V
Nama Asing : Grasscarp
Nama Lokal : Koan, kowan, karper rumput, karper cina
Di habitat aslinya, panjang tubuh koan bisa mencapai 2 meter dengan berat mencapai 20-30 kg. Ikan ini termasuk banyak mengeluarkan telur, mencapai 45.000-65.000 butir per kilogram berat induk. Bahkan, jumlah telur dari induk yang mencapai berat 9-12 kilogram mencapai 1-1,3 juta butir. Sebagai ikan herbivora, panjang usu ikan ini bisa mencapai dua kali panjang badannya.
CARA BUDIDAYA
Pembenihan
Di indonesia ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Karena itu, pembenihannya masih sepenuhnya mengandalkan pemijahan buatan (induceed breeding atau induceed spawing) menggunakan hormon perangsang berupa kelenjar hipofisa. Pembenihan dimulai dengan pemeliharaan induk di dalam kolam pemeliharaan berukuran 100-500 m2, tergantung ketersediaan luas lahan. Kedalaman air kolam pembenihan sekitar 1 meter. Padat tebar induk maksimal 0,5 kg/m2. Ukuran induk yang dipijahkan baik jantan maupun betina memiliki berat tubuh minimum 1 kg. Selama pemeliharaan induk diberi pakan berupa pelet sebanyak 3% dari total berat badan perhari. Pemberian pakan buatan ini dilakukan 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore hari), dan dihentikan sehari sebelum dilakukan penyuntikan.
Donor yang digunakan untuk hyfofisasi adalah ikan mas dengan dosis 1:1. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu antara penyuntikan pertama dengan kedua 4 jam. Dosis masing-masing penyuntikan 1:1 dan 1:1,5. Selain itu, penyuntikan juga dapat dilakukan menggunakan hormon ovaprim dengan perlakuan dan dosis yang sama dengan penyuntikan kelenjar hipofisa ikan mas. Setelah penyuntikan induk jantan dan betina ditempatkan bersama di dalam satu hapa berukuran 2 x 1 x 1 m. Perbandingan jumlah induk jantan dan betina di dalam hapa adalah 2 : 1 (2 induk jantan dan 1 induk betina).
Pemijahan akan berlangsung dengan sendirinya di dalam hapa, 6-8 jam setelah penyuntikan. Telur yang sudah dibuahi sel sperma jantan akan mengendap di dasar hapa. Selanjutnya, telur tersebut diangkat dan dipindahkan ke dalam baskom dan dimasukkan ke dalam corong penetasan berdiameter 50 cm. Telur ini akan menetas dalam waktu 48 jam kemudian.
Pendederan
Pendederan dilakukan setelah larva berumur tiga hari (menjelang kuning telurnya habis). Pendederan dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan kolam pendederan berukuran 100-500 m2 yang telah dikeringkan, diperbaiki pematangnya, dan dipasang saringan di pintu pemasukan. Setelah diperbaiki, kolam dipupuk dengan 500 gram/m2 pupuk kandang (kotoran ayam kering). Kemudian, kolam diisi air sedalam 40 cm dan dibiarkan sampai pakan alami berupa plankton mulai tumbuh, ditandai dengan air kolam berwarna kehijauan.
Penebaran larva dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah dan relatif stabil. Jika persediaan pakan alami diyakini kurang, bisa diberi pakan tambahan berupa hancuran pelet atau dedak halus dengan dosis 3% dari berat tubuh per hari. Pemberian pakan ini dilakukan 3 kali sehari. Setelah dipelihara selama 45 hari, larva akan menjadi gelondongan (fingerling) dan siap dipindahkan ke kolam pembesaran.
Pembesaran
Teknik pembesaran ikan koan tidak berbeda jauh dengan teknik pembesaran ikan mas. Sebagai masukan, media pemeliharaan yang digunakan untuk pembesaran ikan koan sebaiknya berupa kolam tanah. Pasalnya, ikan ini terkenal sangat sensitif (sering kaget), sehingga penggunaan kolam tanah dapat meminimalkan terjadinya luka saat ikan menabrak dinding kolam ketika kaget.
Ukuran kolam tanah yang digunakan umumnya 500-1000 m2, tergantung ketersediaan luas lahan. Karena ikan koan tergolong ikan herbivora, di dalam kolam sebaiknya terdapat tanaman air sebagai pakan alaminya. Selain itu, dapat diberi pakan dari tanaman darat seperti daun talas, daun pepaya, dan rumput-rumputan. Pakan tambahannya berupa pelet dengan kadar protein rendah, yang diberikan 3 kali sehari dengan dosis 3% dari berat badan ikan yang dipelihara. Dalam waktu 3-4 bulan pemeliharaan, ikan koan sudah mencapai ukuran konsumsi (minimum 400 gram per ekor) dan dapat dipanen. Perlu dicatat, karena merupakan jenis ikan herbivora yang responsif, cepat lambatnya pertumbuhan koan sangat tergantung dari ketersediaan pakan berupa dedaunan atau tumbuh-tumbuhan yang ada dalam kolam.
Sumber : Khairuman, SP dan Khairul Amri, S.Pi, M.Si
0 komentar:
Posting Komentar